Infeksi Saluran Kemih (ISK) Pada Anak

shutterstock_1245033100

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang paling sering terjadi pada anak. Angka kejadian rekuren ISK pada anak cukup tinggi, dengan sekitar 30% anak mengalami ISK kedua dalam 6-12 bulan setelah infeksi pertama. Pada anak yang memiliki kelainan struktur saluran kemih, ISK dapat menjadi salah satu tanda awal dari gejala yang muncul.

 

ISK terjadi ketika patogen mengkolonisasi saluran kemih, yang meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Menentukan tingkat kejadian ISK pada anak bisa menjadi tantangan karena gejalanya sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala hingga urosepsis. Data dari Urologic Disease in America Project menyebutkan bahwa ISK pada anak merupakan beban kesehatan yang signifikan, mempengaruhi sekitar 2,4-2,8% anak per tahun dan menyebabkan lebih dari 1,1 juta kunjungan poliklinik setiap tahunnya.

 

ISK biasanya disebabkan oleh patogen yang masuk ke dalam saluran kemih, dengan bakteri E. Coli sebagai penyebab paling umum yang berasal dari saluran cerna.

Klasifikasi ISK pada anak dapat dibagi sebagai berikut:

Berdasarkan lokasi:

  • Sistitis: Infeksi pada mukosa kandung kemih dengan gejala seperti disuria, frekuensi buang air kecil yang meningkat, urgensi, urin berbau busuk, hematuria, dan nyeri suprapubik.
  • Pielonefritis: Infeksi pada parenkim ginjal dengan gejala seperti demam, rewel, tidak nafsu makan, muntah, dan diare.

Berdasarkan episode:

ISK pertama, rekuren (unresolved, persisten, reinfeksi).

Berdasarkan gejala:

  • Bakteriuria asimtomatik: Tidak menimbulkan gejala karena respon tubuh yang baik terhadap patogen atau karena patogen yang tidak virulen.
  • Bakteriuria simtomatik: Gejala meliputi iritasi, nyeri suprapubik, demam, dan malaise.

Berdasarkan faktor yang memperumit:

  • ISK sederhana (uncomplicated): Infeksi tanpa adanya gangguan morfologi atau fungsi pada saluran kemih.
  • ISK kompleks (complicated): Infeksi pada bayi baru lahir, anak dengan obstruksi saluran kemih, atau adanya bukti pielonefritis.
Diagnosis ISK pada anak melibatkan identifikasi tanda dan gejala seperti demam, disuria, urin berbau busuk, dan nyeri suprapubik. Pengambilan sampel urin melalui berbagai metode, analisis laboratorium, dan kultur diperlukan untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan darah dan pencitraan juga dilakukan dalam kasus tertentu, terutama jika terdapat demam.
 
Tatalaksana ISK pada anak bervariasi tergantung pada jenis infeksi. Pada bakteriuria asimtomatik tanpa leukosituria, pemberian antibiotik sebaiknya dihindari kecuali diperlukan untuk persiapan pembedahan. Untuk sistitis pada anak di atas 3 bulan, antibiotik empiris seperti nitrofurantoin dan trimethoprim-sulfamethoxazole disarankan, dengan mempertimbangkan pola resistensi bakteri.

Referensi

https://emedicine.medscape.com/article/969643-overview?form=fpf

Buried penis, Penis terbenam, Kondisi anomali penis, Penanganan penis tersembunyi, Operasi penis terbenam, Penyebab penis tenggelam, Keluhan penis kecil, Penelitian buried penis

prediksi hk
slot bet 200
slot gacor
slot toto
slot gacor
https://desi-bd.org/
slot gacor
slot bet 200
permata123
permata123
slot demo
slot thailand
slot gacor
slot gacor
slot dana