
Ditulis oleh dr. Ferdy Arif F. | Ditinjau oleh dr. Rio Adhi Wicaksono
istimewa
Secara umum agen lokal anestesi dapat menjadi suatu adverse event/toxic jika digunakan dengan tidak sesuai. Gejalanya dapat berupa lokal maupun sistemik. Contoh lokal adverse event yaitu gejala berupa rasa baal dan kebas yang irreversibel. Sedangkan untuk sistemik toksisitas dapat mengenai Central Nervous System (CNS) atau Cardiovaskular System (CVS).
Tanda dan Gejala
Manifestasi dari toksisitas lokal anestesi dapat muncul 1-5 menit setelah injeksi, tetapi onset mungkin diantara 30 detik sampai dengan 60 menit. Manifestasi toksisitas di kategorikan sebagai berikut:
Adverse event dari lokal anestesi disebabkan karena tingginya konsentrasi agen anestesi dalam darah yang mungkin dikarenakan:
Toksisitas lokal biasanya hanya berupa tanda alergi. Namun, jika sudah masuk toksisitas sitemik selalu melibatkan CNS ataupun CVS. Toksisitas CNS selalu bifasik, awalnya manifestasi berupa exsitasi (seizure/kejang). selanjutnya, depresi CNS berupa berhentinya kejang dan mulai tidak sadar diikuti depresi atau henti napas. Toksisitas pada CVS karena tingginya konsentrasi lokal anestesi menyebabkan reentrant aritmia.
Pada pasien dengan suspect mengalami toksisitas lokal anestesi. Tahap awal adalah stabilisasi, pastikan oxigenasi cukup bila perlu dengan facemask atau intubasi.
Penanganan toksisitas CNS yaitu dengan benzodiazepine atau barbiturat (phenobarbital). Menurut The American Society of Regiona; Anesthesia and Pain Control (ASRA) merekomendasikan benzodiazepine sebagai lini pertama untuk pengobatan kejang karena toksisitas lokal anestesi, karena obat ini memiliki kemungknan terkecil untuk terjadinya depresi jantung. Jika benzodiazepine tidak ada ASRA merekomendasikan propofol sebagai alternatifnya tetapi dengan dosis yang sangat minimal. Karena propofol memiliki potensi terjadinya hipotensi atau henti jantung. Dalam sebuah case report menjelaskan bahwa 1mg/kgbb IV propofol (diprivan) dan 2mg/kgbb IV thiopental (pentothal) sukses dalam menghentikan kejang dan muscle twitching.
Jika henti jantung terjadi ASRA merekomendasikan ACLS dengan modifikasi: bila menggunakan epinefrin mulai dari dosis kecil 10-100 μg bolus pada dewasa, vasopressin tidsk direkomendasikan, hindari penggunaan CCB dan BB, jika terjadi ventrikular aritmia amiodaron disarankan.
Lipid Emulsion Therapy
Intravenous infusion 20% lipid emulsion (intralipid 20%) telah diterima sebagai salah satu penangannan dari toksisitas sistemik karena lokal anestesi dan untuk pasien dengan henti jantung yang tidak berespon terhadap terapi standar. Dari beberapa case report menjelaskan bahwa lipid emulsion therapy dapat menangani toksisitas pada CVS dan CNS, termasuk asistole, kolaps jantung dan kejang yang diakibatkan agen anestesi seperti ropivacaine, mepivacaine, prilocaine dan levobupivacaine. Utuk pasien dengan berat <70kg diberikan bolus 1,5ml/kg dalam 2-3 menit ataupun dengan infus kecepatan 0,25/ml/kg/menit. Pasien dengan berat badan <40kg menggunakan pump for infusion. Untuk pasien >70kg diberikan bolus 100ml dalam 2-3 emnit atau infus 250ml dalam 15-20menit.
Penanganan alergi lokal anestesi
l Mild Cutaneous reaction:
peroral/intravena (IV) diphenhydramine (Benadryl, 25-50mg untuk dewasa dan
1mg/KgBB untuk anak)
l Serious Allergic reaction:
subcutaneus epinephrine (0,3ml 1:1000) dan harus dilakukan pemantauan agar
tidak jatuh kepada dekomp.
l Severe Allergic reaction: ditandai
dengan distres respirasi dan hipotensi. kortikosteroid (125mg metilprednisolone
IV atau 60mg prednison peroral)
Attention to impending airway compromise, significant hypotension, dysrhythmias, and seizures takes precedence. Once other possible etiologies of the patient’s new symptoms have been excluded, management of the specific symptoms can begin.
Treatment of local anesthetic toxicity may include the following [2] :
Airway management
Seizure suppression (benzodiazepines preferred)
Management of cardiac dysrhythmias
Lipid emulsion therapy
Referensi
https://emedicine.medscape.com/article/1844551-overview
El-Boghdadly et al. 2018. Local Anesthetic Systemic Toxicity: Current Perspectives