Epispadia, Kelainan Bawaan Pada Saluran Uretra

https://new.yesdok.com/id/article/kenali-hipospadia-kelainan-bawaan-lahir-yang-bisa-terjadi-pada-bayi-lakilaki

Epispadia adalah kelainan kongenital genitourinaria yang terjadi akibat pembentukan dinding uretra bagian atas yang tidak sempurna, sehingga meatus uretra terbentuk di bagian atas penis. Kondisi ini terjadi pada masa embrionik, khususnya pada minggu ke-4 kehamilan, karena kegagalan migrasi sel mesoderm. Epispadia dapat muncul sebagai kondisi tersendiri atau bersama dengan ekstrofi kandung kemih (BEEC).

Frekuensi dan Penyebab Epispadia

Epispadia lebih jarang terjadi dibandingkan dengan hipospadia dan lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan. Kejadian epispadia pada laki-laki adalah kurang dari 1 per 100.000 kelahiran, sementara pada perempuan berkisar antara 1:160.000 hingga 1:480.000 kelahiran. Penyebab pasti epispadia belum diketahui, tetapi teori menyebutkan bahwa gangguan perkembangan pada membran kloaka pada minggu ke-4 kehamilan memainkan peran penting.

Diagnosis dan Gejala Epispadia

Diagnosis epispadia dilakukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Ultrasonografi prenatal juga dapat membantu, meskipun akurasinya rendah. Gejala epispadia bervariasi tergantung jenisnya, seperti meatus uretra ektopik pada dorsum penis, inkontinensia, atau urin yang keluar ke atas.

Jenis Epispadia

 

  1. Epispadia glandular: Terletak pada bagian distal penis.
  2. Epispadia penis: Terletak pada bagian medial penis.
  3. Epispadia penopubik: Terletak pada bagian proksimal, dapat muncul dengan atau tanpa ekstrofi kandung kemih.

Tatalaksana Epispadia

Pembedahan

Pembedahan adalah pengobatan utama untuk epispadia dan direkomendasikan sebelum usia 18 bulan. Tujuan pembedahan adalah mengembalikan fungsi fisiologis uretra, mengatasi inkontinensia, serta rekonstruksi vagina atau penis. Prosedur pembedahan dapat dilakukan beberapa tahap tergantung jenis epispadia dan kondisi pasien. Operasi satu tahap dilakukan untuk kasus ringan, sementara kasus berat memerlukan beberapa tahap operasi.

Terapi Non-farmakologis

Terapi non-farmakologis bertujuan memberikan edukasi dan meningkatkan kualitas hidup serta fungsi fisiologis pasien. Konseling psikologis sangat penting, terutama untuk mengatasi masalah kosmetik genital dan inkontinensia yang dapat memengaruhi kualitas hidup.

Terapi Farmakologis

Tidak ada terapi farmakologis spesifik untuk epispadia. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi saluran kemih. Testosteron intramuskular atau topikal dapat diberikan sebelum operasi untuk meningkatkan vaskularisasi dan pertumbuhan penis, sehingga meningkatkan keberhasilan pembedahan dan mengurangi komplikasi. Injeksi polidimetilsiloksan dapat diberikan untuk gejala inkontinensia pada BEEC atau pasca operasi.

Prognosis

 

Semakin cepat epispadia terdiagnosis dan ditangani, semakin baik prognosisnya. Diagnosis dini dapat meningkatkan keberhasilan pembedahan dan menurunkan risiko komplikasi seperti inkontinensia urin, infertilitas, dan gangguan psikologis. Pasien dengan epispadia berat atau diagnosis yang terlambat memiliki prognosis yang lebih buruk.

Referensi

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563180/

Cho P, Cendron M. The surgical management of male epispadias in the new millennium. Curr Urol Rep. 2014

Inouye BM etl al. Modern Management of the Exstrophy-Epispadias Complex. Hindawi Publishing Corporation. 2014 

European Society for Paediatric Urology. Guidelines on paediatric urology. European Association of Urology. 2015.

Buried penis, Penis terbenam, Kondisi anomali penis, Penanganan penis tersembunyi, Operasi penis terbenam, Penyebab penis tenggelam, Keluhan penis kecil, Penelitian buried penis

Post Views: 27