Alergi Pada Obat-Obatan Anestesi

istimewa

Pada beberapa orang yang memiliki sensitivitas lebih akan mengalami reaksi alergi saat obat anestesi dimasukan kedalam tubuh. Gejalanya dapat mulai dari yang paling ringan sampai dengan berat. Kita harus mengetahui tanda dan gejala dari reaksi alergi untuk menghindari perburukan kondisi dari pasien. Secara umum reaksi tubuh terhadap anestesi lokal ada 3 yaitu alergi, toksik dan autonomi.

Respon autonomi biasa erjadi saat pemberian lokal anestesi akan dilakukan seperti takikardi, berkeringat sampai dengan pingsan. Respon autonomi berbeda-beda tiap pasien tanpa disadari. Respon alergi terhadap lokal anestesi sangat jarang terjadi. Respon alergi ringan-sedang biasa terjadi karena pelepasan histamin, berlangsung lambat ditandai dengan ruam, angioedema, gatal dan mual. Berbeda dengan reaksi anafilaktik berlangsung akut/cepat dan mengancam jiwa dan melibatkan gejala multiorgan. Tanda klinis dari anafilaktik dibagi menjadi beberapa derajat:

 

  • Grade I: Cutaneous-Mucous
  • Grade II: Cutaneous-Mucous dengan keterlibatan sistem kardiovaskuler (takikardi) dan atau respirasi (bronkial hiperaktif/batuk)
  • Grade III: Kegagalan (Kolaps) sistem kardiovaskuler dengan tanda kerusakan organ lainnya seperti bronkospasm
  • Grade IV: Cardiac Arrest

 

Alergi lebih dominan dilaporkan pada lokal anestesi golongan ester dibandingkan dengan amida. Golongan ester memiliki derivat para-a,omobenzoic acid (PABA) yang sering dihubungkan dengan reaksi alergi akut. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa 30% alergi disebabkan reaksi terhadap procaine, tetracaine dan chloropocaine. Golongan amida tidak berhubungan atau tidak memiliki derivat PABA dan tidak membuat reaksi alergi.

 Lidokain merupakan agen anestesi utama yang sering digunakan untuk prosedur operasi baik dengan anestesi lokal maupun regional dan merupakan gold standart dibandingkan agen lokal anestesi lainnya. Walaupun demikian masih ada kemungkinan reaksi alergi pada anestesi lokal golongan amida timbul yaitu sebesar 1%. Maka, dianjurkan untuk melakukan skin test terlebih dahulu. 

 

Walaupun reaksi alergi terhadap lokal anestesi sangat jarang. Namun, kita harus mengetahui bagaimana penanganannya disesuaikan berdasarkan derajat keparahannya.

  • Mild Cutaneous reaction: peroral/intravena (IV) diphenhydramine (Benadryl, 25-50mg untuk dewasa dan 1mg/KgBB untuk anak)
  • Serious Allergic reaction: subcutaneus epinephrine (0,3ml 1:1000) dan harus dilakukan pemantauan agar tidak jatuh kepada dekomp.
  • Severe Allergic reaction: ditandai dengan distres respirasi dan hipotensi. kortikosteroid (125mg metilprednisolone IV atau 60mg prednison peroral)

Referensi

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8637912/
https://emedicine.medscape.com/article/1844551-treatment#d13

Post Views: 21