
istimewa
Anastesi untuk sirkumsisi umumnya diberikan dengan suntikan langsung pada titik saraf tujuan. Sebelum mengetahui tehnik anastesi dengan jarum disarankan untuk memahami tentang anatomi penis, persarafan penis, cairan anestesi dan titik saraf anastesi. Berdasarkan titik saraf tujuan cairan anastesi dibagi menjadi:
Larutan anestesi lokal disuntikan pada atau disekitar batang saraf utama sehingga mampu menganestesi daerah yang luas yang mendapat inervasi dari percabangan saraf utama tersebut. Kerugian tehnik ini adalah biasanya pembuluh darah letaknya berdekatan dengan batang saraf, maka kemungkinan terjadinya penetrasi pembuluh darah cukup besar. Contoh pada sirkumsisi adalah Dorsal Penile Blok.
Larutan anestesi lokal disuntikan pada atau disekitar cabang saraf terminal dengan tujuan untuk memblokir semua persarafan sebelah distal tempat injeksi cairan anestesi. Efek anestesi meliputi daerah yang terbatas (tidak seluas pada tehnik nerve blok). Contoh pada sirkumsisi adalah Ring Blok
Larutan anastesi lokal disuntikan disekitar ujung-ujung saraf terminal sehingga efek anestesi hanya terbatas pada tempat difusi cairan anestesi tepat pada area yang akan dilakukan tindakan. Tehnik ini terbatas hanya untuk anestesi jaringan lunak. Contoh pada sirkumsisi adalah injeksi pada ujung preputium.
Saat melakukan anestesi tidak menutup kemungkinan dapat menggunakan kombinasi diantara ketiganya. Setelah mengetahui titik lokasi anestesi, maka cara pemberian anastesi adalah sebagai berikut:
Dilakukan pada nervus dorsalis penile pada simpisis pubis. Dua titik injeksi yang sudah di identifikasi adalah pada titik jam 11 dan 1 dari pangkal penis. Siapkan spuit 3ml dengan jarum kecil (27G/30G) yang sudah diisi cairan anestesi sesuai berat badan pasien. Suntikan cairan anestesi pada pangkal dorsum penis di subpubik dengan sudut 45 dari batang penis dengan kedalaman 3 cm atau sampai tidak ada tahanan kemungkinan sudah masuk dalam fascia buck dimana saraf muncul dari bawah tulang selangkangan. Untuk mengurangi resiko cedera. Aspirasi terlebih dahulu, pastikan tidak ada darah kemudian masukan cairan anastesi secara perlahan.
Anastesi dengan dorsal penile blok kadang tidak menganestesi seluruh bagian penis utamanya area frenulum. Dapat dilakukan dengan tambahan anestesi dengan partial ventral ring blok pada pangkal ventral penis.
2. Subcutaneous Ring blok
Dilakukan pada pangkal dari penis. Tehnik ini digunakan untuk mempermudah operator agar tidak mencederai jaringan sekitar. Masukan cairan anestesi sebanyak 0.1 ml secara subkutan pada titik jam 12. tanpa menarik jarum, maukan jarum lebih dalam lagi sampai mencapai ruang subdermal, pastikan jarum bergerak dengan bebas. Lakukan aspirasi untuk memastikan ridak ada darah. Masukan cairan anastesi 2-3 ml pada nervus dorsalis penile. Kemudian lakukan penyuntikan subkutan pada tiap sisi kanan dan kiri dari penis untuk membentuk half-ring blok (dorsal Half of the shaft). Untuk menyempurnakan blok, lakukan suntikan pada jam 3 dan 9 untuk melanjutkan ring blok (Ventral Half of the shaft). Minimal dilakukan dengan 2 titik lokasi anestesi. Sehingga dapat menjangkau seluruh area dari penis.
3. Infiltrasi
Masukan jarum secara subkutan pada kulit prepuitum sebelah distal agar efek anastesi dapat menyebar ke area sekitar.
Tehnik Anastesi diatas dapat diaplikasikan pada pasien yang akan dilakukan sirkumsisi baik secara tunggal maupun kombinasi.
Referensi
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535389/
David. 2019. Anastesi Lokal di rongga mulut.
WHO. 2018. Manual For Male Circumcision Under Local Anaesthesia And HIV Prevention Services For Adolescent Boys And Men